Jum'at, 4 Maret 2016 - 08:30 wib
JAKARTA - Bertambah canggihnya serangan siber membuat pencurian identitas kini tak lagi hanya mengandalkan keylogger dan semacamnya.
Andre Iswanto, Manager Field System Engineer untuk F5 Networks di Indonesia mengatakan, identitas kini menjadi sasaran utama para penjahat siber.
"Pasalnya, identitas dapat dimanfaatkan menjadi 'kunci' ke dalam jaringan perusahaan untuk kemudian mencuri credential dan data penting di dalam jaringan tersebut," ujarnya dalam keterangan resmi kepada Okezone, Kamis (3/3/2016).
Indonesia sendiri merupakan salah satu lahan empuk bagi para penjahat siber untuk melancarkan aksinya. "Peningkatan celah dapat ditembus pada perangkat mobile di Asia Pasifik, serta bertambahnya penggunaan Internet Banking di wilayah tersebut mengakibatkan pertumbuhan ancaman serangan siber semakin canggih," kata Andre.
Dia menjelaskan, sebuah studi menyebutkan bahwa 35 persen pelanggan perbankan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia) merasa sangat khawatir dengan pencurian identitas.
"Termasuk dengan pencurian data personal seperti rincian data bank, identitas personal, alamat, dan tanda tangan yang dicuri melalui website," ungkap Andre.
Salah satu faktor penyebabnya adalah semakin banyaknya perusahaan finansial mengadopsi tren Bring Your Own Device (BYOD).
"Pasalnya, identitas dapat dimanfaatkan menjadi 'kunci' ke dalam jaringan perusahaan untuk kemudian mencuri credential dan data penting di dalam jaringan tersebut," ujarnya dalam keterangan resmi kepada Okezone, Kamis (3/3/2016).
Indonesia sendiri merupakan salah satu lahan empuk bagi para penjahat siber untuk melancarkan aksinya. "Peningkatan celah dapat ditembus pada perangkat mobile di Asia Pasifik, serta bertambahnya penggunaan Internet Banking di wilayah tersebut mengakibatkan pertumbuhan ancaman serangan siber semakin canggih," kata Andre.
Dia menjelaskan, sebuah studi menyebutkan bahwa 35 persen pelanggan perbankan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia) merasa sangat khawatir dengan pencurian identitas.
"Termasuk dengan pencurian data personal seperti rincian data bank, identitas personal, alamat, dan tanda tangan yang dicuri melalui website," ungkap Andre.
Salah satu faktor penyebabnya adalah semakin banyaknya perusahaan finansial mengadopsi tren Bring Your Own Device (BYOD).
0 comments:
Post a Comment